Bacaan
: Yohanes 3:31-36.
Pujian: KJ 438
Nats : “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup kekal…”(ayat 36)
Pujian: KJ 438
Nats : “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup kekal…”(ayat 36)
“Silahkan ditunggu ya Bu, kami siapkan obatnya sekitar
satu jam. Maaf agak lama, karena ada beberapa racikan yang harus kami
siapkan” Begitulah saya mendengar petugas Apotek memberikan penjelasan
kepada pelanggan yang baru saja menyodorkan selembar tulisan resep dari dokter. “Silahkan ditunggu ya Pak, maaf agak lama sekitar tiga puluh menit untuk
kami siapkan obatnya” Begitu
kata petugas yang lainnya. Inilah suasana Apotek dengan banyak orang sabar
menunggu obat yang dibutuhkan diracik dari tempat yang tersembunyi. Tidak ada
yang tahu bagaimana proses obat itu diracik, mulai dari membuka kemasan obat,
menumbuk obat, menimbang obat itu dan dibagi dalam kertas-kertas atau kapsul
sesuai dosis. Tidak ada pasien yang melihat langsung bagaimana obat yang mereka
minum itu dipersiapkan. Apakah tangan peracik obat sudah bersih? Apakah obat
yang diambil tepat seperti resep dokter? Apakah timbangannya sudah akurat?
Namun semua itu tidak menghalangi setiap pasien untuk setia menunggu dan
percaya penuh bahwa obat yang disiapkan oleh petugas apotek akan menyembuhkan
mereka dari sakit.
Jika sedemikian rupa rasa
percaya seseorang kepada sesamanya mampu menumbuhkan keyakinan yang besar,
masihkah kita merasa ragu bahwa Sang Kristus mampu menyelamatkan hidup kita
lebih dari apa yang mampu diukur oleh dunia ini? Ya, ada kalanya kita sampai
pada kesulitan yang rasanya tidak berujung. Beratnya beban hidup yang kita
lihat di depan mata kita, membuat kita lupa bahwa kita pun pernah melihat karya
pertolongan Tuhan dalam kehidupan kita sebelumnya.
Hari ini kita kembali
dikuatkan melalui kesaksian Yohanes akan kedatangan Sang Mesias yang akan
mendatangkan keselamatan bagi manusia. Yohanes memberikan kesaksian bahwa Tuhan
Yesus adalah Allah sendiri yang mampu mengaruniakan Roh-Nya yang tidak terbatas
(ayat 34). Percayalah, pertolongan Allah juga tidak pernah terbatas dengan
cara-Nya. Bukankah Ia Gembala yang baik, dan mampu menolong kita dari segala
kesulitan? Mampukah hati kita percaya meski tidak melihat bagaimana cara Tuhan
menolong kita? [dee]
Hidup berarti berjuang, Hidup nikmat tanpa badai taufan
adalah laksana laut yang mati. (Senecka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar