Kamis, 11 April 2013

Percaya


Bacaan : Yohanes 3:31-36. 
Pujian: 
KJ 438
Nats : “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup kekal…”(ayat 36)
“Silahkan ditunggu ya Bu, kami siapkan obatnya sekitar satu jam. Maaf agak lama, karena  ada beberapa racikan yang harus kami siapkan” Begitulah saya mendengar petugas Apotek memberikan penjelasan kepada pelanggan yang baru saja menyodorkan selembar tulisan resep dari dokter. “Silahkan ditunggu ya Pak, maaf agak lama sekitar tiga puluh menit untuk kami siapkan obatnya” Begitu kata petugas yang lainnya. Inilah suasana Apotek dengan banyak orang sabar menunggu obat yang dibutuhkan diracik dari tempat yang tersembunyi. Tidak ada yang tahu bagaimana proses obat itu diracik, mulai dari membuka kemasan obat, menumbuk obat, menimbang obat itu dan dibagi dalam kertas-kertas atau kapsul sesuai dosis. Tidak ada pasien yang melihat langsung bagaimana obat yang mereka minum itu dipersiapkan. Apakah tangan peracik obat sudah bersih? Apakah obat yang diambil tepat seperti resep dokter? Apakah timbangannya sudah akurat? Namun semua itu tidak menghalangi setiap pasien untuk setia menunggu dan percaya penuh bahwa obat yang disiapkan oleh petugas apotek akan menyembuhkan mereka dari sakit.
Jika sedemikian rupa rasa percaya seseorang kepada sesamanya mampu menumbuhkan keyakinan yang besar, masihkah kita merasa ragu bahwa Sang Kristus mampu menyelamatkan hidup kita lebih dari apa yang mampu diukur oleh dunia ini? Ya, ada kalanya kita sampai pada kesulitan yang rasanya tidak berujung. Beratnya beban hidup yang kita lihat di depan mata kita, membuat kita lupa bahwa kita pun pernah melihat karya pertolongan Tuhan dalam kehidupan kita sebelumnya.
Hari ini kita kembali dikuatkan melalui kesaksian Yohanes akan kedatangan Sang Mesias yang akan mendatangkan keselamatan bagi manusia. Yohanes memberikan kesaksian bahwa Tuhan Yesus adalah Allah sendiri yang mampu mengaruniakan Roh-Nya yang tidak terbatas (ayat 34). Percayalah, pertolongan Allah juga tidak pernah terbatas dengan cara-Nya. Bukankah Ia Gembala yang baik, dan mampu menolong kita dari segala kesulitan? Mampukah hati kita percaya meski tidak melihat bagaimana cara Tuhan menolong kita? [dee]
Hidup berarti berjuang, Hidup nikmat tanpa badai taufan adalah laksana laut yang mati. (Senecka)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar