Selasa, 01 Oktober 2013

Antri Yuk !

Bacaan : 1 Korintus 15 : 41 – 50
Nats : Ayat 42
Pujian : KJ 36
Di SPBU, di loket tiket KA, di kasir Toko Swalayan, di toilet umum, di pintu tol bahkan untuk keluar dari gereja, antri sudah jadi biasa dan budaya. Namun, sebiasa-biasanya antri masih saja ada saja orang yang berusaha menyerobot antrian. Mungkin ada rasa puas bisa menyerobot antrian, meski yang diserobot pasti dongkol. Tapi, masalah saling serobot dalam antrian pasti berbeda jika kita menyadari bahwa kita semua sedang antri untuk…MATI! Nah, masih adakah yang mau menyerobot antrian? Widiiihhh serem! Siapa juga yang mau mati duluan?! Kalau boleh memilih, saya antrinya belakangan saja yaaaa….
Stereotipe tentang menakutkannya kematian juga dialami oleh Jemaat di Korintus. Karena itulah, Rasul Paulus menjelaskan konsep kebangkitan setelah kematian dalam iman Kristen. Paulus menjelaskan dalam logika pertanian sederhana, bahwa segala sesuatu yang tumbuh dan hidup harus mati terlebih dahulu (ay. 36). Dalam Kristus, kebangkitan setelah kematian digambarkan sebagai sebuah transformasi (perubahan) penuh harapan. Paulus menjelaskan bahwa kebangkitan setelah kematian mengubah kebinasaan menjadi ketidakbinasaan, kehinaan menjadi kemuliaan, kelemahan menjadi kekuatan dan tubuh alamiah menjadi yang rohaniah (ay. 42-44). Pendeknya, dalam Kristus kematian hanyalah sebuah gerbang masuk ke dalam kehidupan baru yang lebih baik dalam Kerajaan Allah. Ah…kematian jadi terdengar tak terlalu menakutkan lagi…
Setiap kita, cepat atau lambat pasti akan mati. Kematian, memang akan memisahkan kita dari dunia ini, dari harta benda yang selama ini kita kumpulkan dengan susah payah, dan dari orang-orang yang mencintai kita dan kita cintai. Tetapi, Kristus telah memenangkan kita dari kuasa maut sehingga kematian tidak akan membinasakan. Kematian justru menjadi tahapan bagi kita untuk memasuki kehidupan baru dalam Kerajaan Allah. Namun, sebelum kita mendapat giliran kematian itu, mari kita hidup sebaik-baiknya bagi kemuliaan Tuhan. Antri yuk! (Rhe)
“Kematian mengingatkan kita untuk menghargai kehidupan kini dan berpengharapan akan kehidupan nanti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar