Bacaan : Kolose 1 : 15 – 20 | Nyanyian : KJ 396 : 1
Nats: “Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia” [ayat 17]
Seorang pamong bertanya kepada anak-anak dalam ibadah Minggu, siapakah di antara mereka yang berani memimpin doa di depan. Semua anak madya itu berlomba mengangkat tangan sambil sedikit melompat untuk menarik perhatian pamong. Pamong memilih salah satu dari anak yang paling heboh berteriak sambil mengangkat tangannya. Setelah ia maju, pamong memintanya untuk memimpin doa. Sikapnya sangat meyakinkan. Berdoa seperti orang dewasa. Semua anak lain sudah siap berdoa degan mata terpejam dan menunggu suara pemimpin doa. Tiba saat anak itu harus berkata-kata, diam-diam ia melirik kepada pamong dengan sebelah matanya yang terbuka. Pamong itu langsung paham, bahwa si anak tidak bisa merangkai kata untuk memimpin doa. Pamong segera menuntunnya dengan membisikkan kata-kata untuk ditirukan, agar anak tadi sukses memimpin doa. Sesaat setelah “Amin”, semua anak membuka mata. Pamong mengajak semuanya bertepuk tangan karena temannya sudah memimpin doa dengan baik. Saat semua bertepuk tangan, si anak yang baru saja memimpin doa bergumam kepada temannya: “Aku kok, mesthi isa”.
Kadang hal semacam itu dilakukan oleh orang dewasa. Tanpa disadari terkadang manusia sering terlalu membanggakan apa yang ada pada kehidupannya. Padahal sebagai orang dewasa, kita sadar bahwa segala sesuatu dalam kehidupan kita ini bersumber dari Allah. Teori ini sangat melekat dalam iman Kristen orang-orang dewasa. Tanpa membaca renungan PAH hari ini pun, orang dewasa pasti bisa menebak bahwa renungan kali ini akan membawa kita pada pemahaman Allah sebagai sumber segala sesuatu. Tetapi itulah ajaibnya manusia, meski sudah paham bahwa segala sesuatu bersumber dari Allah, dan manusia tidak berhak terlalu membanggakan diri, tetap saja kalau ada celah maka manusia akan menepuk dada dan merasa diri hebat. Kapankah kita berhenti menjadi manusia ajaib seperti ini, dan setia untuk selalu mengatakan bahwa tanpa Allah kita tidak bisa melakukan segala sesuatu? [Dee]
“Hasrat dan dorongan manusia yang paling besar ialah keinginan supaya dianggap penting.” (John Dewey)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar