Jumat, 15 Agustus 2014

Kasih Kepada Tuhan dan Sesama



Bacaan : Matius 22 : 34 – 40  |  Pujian : KJ 379
Nats : “Kasihilah Tuhan Alahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan pertama. …Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” [ayat 37-39]

Ada seorang pencuri masuk ke rumah suatu keluarga dan diketahui oleh pemilik rumah. Pencuri tersebut masih muda dan bersujud minta maaf kepada pemilik rumah. Pengampunan diberikan bahkan anak tersebut menjadi anak angkat keluarga tersebut serta diberikan kesempatan untuk melanjutkan sekolah hingga lulus sarjana. Kasih yang luar biasa telah diberikan keluarga yang berhati mulia tersebut telah merubah kehidupan anak tersebut menjadi anak yang berperilaku manis di hadapan Tuhan dan berguna bagi sesama.
Dalam bacaan kita digambarkan adanya suatu diskusi antara Tuhan Yesus, orang Saduki dan orang Farisi. Orang Farisi ingin mencobai Tuhan Yesus, dengan bertanya tentang hukum mana yang terutama di dalam hukum Taurat. Setelah Tuhan Yesus menjawab bahwa perintah untuk mengasihi Tuhan Allah dan sesama adalah hukum yang utama, maka takjublah semua orang.
Kasih menuntut kesetiaan, menghormati dan menghargai Allah sehingga ada kerinduan untuk mengadakan persekutuan dengan Tuhan dan mengambil bagian dalam penderitaanNya yang dilakukan dengan sepenuh hati dan jiwa. Mengasihi sesama seperti diri sendiri dilakukan dengan mengusahakan yang terbaik dan yang berguna bagi orang lain, termasuk kepada mereka yang memusuhi kita. Apabila kita mengasihi Tuhan maka patutlah kita juga mengasihi ciptaaNya, yang diwujudkan dengan perbuatan-perbuatan kasih dalam kehidupan sehari-hari, sanggup menerima ketidakadilan, mendoakan musuh-musuh kita, saling memberi dan menerima, saling tolong menolong. Dengan demikian kasih dapat dilakukan secara vertikal kepada Tuhan dan secara horisontal kepada sesama ciptaanNya.
Sudah selayaknya kita mewarnai seluruh kehidupan kita dengan kasih sesuai kehendak Tuhan.[Sri]
“Kasih adalah buah yang tak kenal musim, yang dapat dipetik oleh setiap orang.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar