Sabtu, 23 Agustus 2014

Empati



Waosan : Lukas 7 : 11 – 17  |   Nyanyian : KJ 424 : 2
Nats: “Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan…” [ayat 13]

Tidak ada kesusahan yang lebih besar dari kesusahan seorang ibu (terutama janda) yang sudah adiyuswa yang anak tunggalnya meninggal. Kesusahan yang amat besar itu terungkap dari kata-katanya:
“Seharusnya yang mati duluan itu aku, bukan kamu, Nak! Aku sudah lebih lama hidup di dunia dari pada kamu. Tapi kenapa kamu kok mendahului ibu….???”
       “Aku kok kamu tinggal sendirian to, Nak? Kelak kalau aku sudah tidak bisa apa-apa, tua sekali, lalu ibu ikut siapa, Nak…???”

Kira-kira kata-kata seperti itulah juga yang keluar dari hati janda Nain yang sedang susah itu, karena anak satu-satunya yang masih muda meninggal. Siapa yang tidak tersentuh hatinya mendengar kata-kata memelas seperti itu? Karena itu, hati Tuhan Yesus spontan tergerak oleh belas kasihan melihat, dan mungkin juga mendengar suara tangis janda itu. Tuhan Yesus sangat kasihan kepadanya. Tuhan Yesus turut merasakan kesedihan janda itu. Itulah empati. Tidak mungkinlah bagi Tuhan Yesus untuk tidak berbuat sesuatu bagi janda yang sedih itu. Karena itu Tuhan Yesus menghentikan para pengusung jenazah itu. Dia menyentuhnya. SentuhanNya itu menandakan empatiNya yang besar. Lalu dibangkitkanNyalah anak muda itu dan diserahkan kembali kepada ibunya. Bisa dibayangkan betapa besar bahagia, sukacita dan rasa syukurnya janda itu atas kebangkitan anaknya. Pasti tak terkirakan.
Banyak orang, termasuk saudara dan saya tentunya, mudah berempati, merasa kasihan dan turut merasa sedih melihat atau mendengar kesedihan orang lain. Apalagi kalau yang kehilangan anak itu adalah seorang janda. Tetapi apakah banyak orang yang karena empatinya itu lantas berbuat sesuatu untuk menghapuskan atau meringankan kesedihan orang lain? Tentu tidak sedikit yang bisa dilakukan untuk mereka. Kita bisa mulai dari mendoakannya dalam doa pribadi kita, mengunjunginya bersama orang lain, memberikan atau mengupayakan apa yang dibutuhkannya, mendampinginya, dsb. [ST]
“Tuhan, tolonglah kami untuk menolong, berkatilah kami untuk memberkati orang menderita!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar