Sabtu, 09 Agustus 2014

Memilih Dengan Tepat



Bacaan : Yosua 24 : 14 – 29  |  Pujian: KJ 380
Nats : “…Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” [ayat 15]
Beberapa waktu yang lalu, seorang teman menulis dalam wall Facebook miliknya: “Mana yang lebih menakutkan bagimu? Tidak punya Tuhan atau tidak punya uang?” Bagi saya pertanyaan ini agak sedikit nakal, namun yang lebih mengejutkan saya adalah komentar yang muncul sebagai tanggapan atas pertanyaan tersebut, mayoritas menjawab bahwa mereka lebih memilih uang dari pada Tuhan. Uang dapat memberi jawaban atas permasalahan yang mereka alami. Mungkin karena Tuhan tidak tampak maka seolah-olah Tuhan tidak melakukan apa-apa dalam kehidupan manusia.
Yosua sebagai penerus Musa, mungkin mengalami saat-saat di mana ia merasa perlu untuk meyakinkan diri apakah bangsa Israel akan tetap setia kepada Allah, atau mereka memilih untuk menyembah allah yang lain? Hal ini dilakukannya dengan tujuan agar bangsa Israel betul-betul dapat mengambil sebuah keputusan iman kepada siapa mereka akan beribadah. Namun sebelum bangsa itu memberi jawaban, Yosua dengan tegas dan jelas menyatakan diri bahwa ia dan anggota keluarganya akan beribadah kepada TUHAN (Allah yang membebaskan bangsa Israel dari tanah Mesir).
Bila kita renungkan dengan kejernihan pikiran, kita dapati bahwa kehidupan manusia saat ini tengah dalam kuasa Mamon. Kecintaan kepada harta bendawi telah menggeser keberadaan Allah di dalam kehidupan manusia. Tak ada lagi tempat bagi Tuhan dalam kehidupan manusia, dan manusia mulai mengandalkan kekuatannya sendiri. Beranikah kita bersikap tegas seperti Yosua yang dengan yakin menyatakan di hadapan bangsa Israel, bahwa ia dan seisi rumahnya hanya akan beribadah kepada Tuhan Allah saja? Beranikah kita menyerahkan kehidupan kita kepada Allah yang benar-benar hidup, berkuasa, dan setia kepada umat-Nya? Ataukah kita akan memilih menjadikan Mamon (harta benda duniawi) sebagai allah dalam kehidupan kita? Mana yang akan engkau pilih? Renungkanlah! [DK]
“Mamon mendatangkan kemakmuran, tapi kesejahteraan tak terjamin. Tuhan memberi jaminan kesejahteraan lahir-batin.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar