Kamis, 21 Agustus 2014

Kasih Yang Berbuah



Bacaan : 1 Tesalonika 3 : 4 – 13  |   Nyanyian : KJ 447
Nats: “Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu.” [ayat 12]

Seorang anak kecil kedapatan mencuri obat-obatan di sebuah toko obat. Dengan marahnya ibu pemilik toko menampar anak kecil itu. Seorang laki-laki pemilik warung makan mendekati mereka, dan ia bertanya kepada anak itu: “Apakah ibumu sakit?” Anak itu hanya menunduk dan terdiam, mungkin ia masih dalam ketakutannya. Tak perlu menunggu jawaban dari bocah kecil itu, bapak pemilik warung itu meminta obat-obatan dari si ibu lalu membayarnya. Ia juga memberikan sebungkus sup hangat kepada anak kecil itu. Segera setelah diterimanya semuanya itu, si anak segera berlari meninggalkannya tanpa sepatah ucapan terima kasih keluar dari mulutnya.
Tiga puluh tahun berlalu, bapak pemilik warung itu jatuh sakit dan kali ini sakitnya bukan sakit yang biasa. Keluarganya tak memiliki uang untuk membiayai pengobatannya yang mahal. Mereka sudah bersiap menjual rumah, satu-satunya harta yang dimiliki. Namun keesokan paginya, mereka menemukan sepucuk surat tagihan dari rumah sakit. Namun anehnya, tidak ada biaya yang harus dibayar, karena semuanya telah lunas. Di bagian bawah surat itu tertulis: “Semuanya telah dibayar lunas tiga puluh tahun yang lalu, dengan obat-obatan dan sebungkus sup yang hangat.” Rupanya anak kecil itu telah menjadi dokter di rumah sakit itu, dan dia telah membayar kasih yang telah diterimanya tiga puluh tahun yang lalu.
Kelimpahan kasih yang dibagikan kepada orang lain, ternyata dapat menjadi awal bagi orang lain untuk belajar mengasihi juga. Sama seperti kasih yang diberikan oleh bapak pemilik warung itu kepada anak kecil tersebut, ternyata telah menjadikan anak itu menjadi orang dewasa yang memiliki kasih. Kasih yang ditanamkan oleh Paulus kepada jemaat di Tesalonika ternyata telah berbuah, jemaat telah belajar untuk saling mengasihi. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita dapat hidup saling mengasihi?  Apa buktinya? Carilah! [DK]
“Kasih yang kita tanam pasti akan berbuah pada saatnya, meskipun kita tidak melihatnya. Tanamlah!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar