Sabtu, 09 Juni 2012

Membangun damai


Bacaan : 2 Timotius 4:1-8
Pujian :  KJ 256:1
Nats: “…. nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasehatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran”.. (ayat 2)
“Kelemahan saya: saya minder”
“Mengapa?”
“Karena orangtua saya sering mengatakan bahwa saya tidak bisa apa-apa. Ya itulah yang saya mengerti, bahwa saya tidak bisa apa-apa”
Demikianlah cuplikan wawancara rekruitmen seorang karyawan di sebuah perusahaan…
Sebuah pemahaman yang menyedihkan tentang diri sendiri, mungkin lahir dari teguran dan nasihat yang tersampaikan dengan cara menyakitkan, sehingga pemahaman itu benar-benar tumbuh menjadi karakter yang melekat sempurna.
Betapa tidak mudah membangun sebuah damai, apalagi damai yang berasal dari kelemahan orang lain. Ketika orang terdekat kita, mungkin anak atau orangtua yang melakukan kesalahan, secara spontan kita ingin segera menegur untuk memperbaiki kesalahan itu. Sayangnya tidak semua teguran yang kita sampaikan bisa mendatangkan damai bagi orang lain. Sesungguhnya cara kita menegur juga merupakan bentuk pelayanan kita kepada Allah melalui sesama. Tuhan Allah menghendaki kita bisa memberi teguran dan nasihat dengan penuh kesabaran dan pengajaran. Bukan teguran yang menjatuhkan atau membuyarkan konsep kebaikan yang Allah berikan bagi manusia. Jika sebuah teguran ternyata menumbuhkan rasa tidak nyaman bagi orang lain, ada baiknya untuk mengevaluasi cara seseorang menegur atau menasehati. Penuh kesabaran adalah kunci utama sebuah teguran atau nasihat yang bisa mendatangkan damai bagi orang lain. [RH]
“Menegur dan menasihati dengan penuh kesabaran merupakan pondasi untuk membangun sebuah kedamaian”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar