Rabu, 13 Juni 2012

Sang Kristus: Antara Taurat dan Injil


Bacaan  :  Matius 5: 17  19
Pujian KJ 363
Nats: “Aku datang bukan untuk meniadakannya, Melainkan untuk menggenapinya.” (Ayat.17)

Bangsa Yahudi adalah bangsa yang dikenal banyak menduduki posisi-posisi penting. Mulai dari politisi, artis, pengusaha, ilmuwan, musisi dll. Ada sebuah liputan menarik berjudul “the Secret of Judaism” yang membahas tentang kunci kesuksesan mereka; yaitu mereka selalu membaca kitab Taurat di pagi hari. Mereka biasa membacanya saat di rumah, di perjalanan dengan kereta api atau di kantor. Konon katanya, membaca kitab Taurat membuat mereka menjadi lebih kreatif. Hikmah-hikmah dari kitab ini banyak memunculkan ide-ide segar yang bisa mereka pakai dalam profesi mereka. Tapi sayangnya Bangsa Yahudi tidak mengakui ajaran Kristus. Padahal Tuhan Yesus datang ke dunia bukan bermaksud untuk menghapuskan kitab Taurat yang luar biasa ini, melainkan untuk menggenapinya.
Nabi Musa menulis Kitab Taurat yang berisi hukum-hukum dan peraturan-peraturan dari Allah untuk bangsa Israel. Dan peraturan-peraturan ini sifatnya adalah ketat sekali. Para Imam dengan ketat menjalankan upacara-upacara keagaman, demikian juga para umat mengorbankan korban bakaran untuk menebus dosa-dosa yang mereka lakukan. Yang tidak taat bisa mendapat hukuman, sampai bisa mendapat murka Allah secara langsung. Tapi semuanya itu dibuat demi kebaikan Bangsa Yahudi sendiri untuk lebih mengenal Allah.
Tuhan Yesus menggenapi hukum-hukum Taurat dengan mengajarkan pengutamaan kasih dalam setiap perbuatan, supaya manusia melakukan hukum-hukum itu tidak seperti “mesin”.  Tuhan Yesus menyempurnakan Taurat supaya manusia tidak hanya berada di “kulit luarnya saja”, tetapi bisa meresapinya sampai mendalam. Sehingga setiap perbuatan ketaatan itu digerakkan oleh kasih. Tuhan dengan Injilnya mau mengatakan kepada seluruh umat manusia bahwa Ia melihat jauh ke dalam hati kita melebihi perbuatan-perbuatan kita yang tampak oleh mata. Tuhan senang jika ketaatan yang super ketat itu juga benar-benar disertai dengan motivasi kasih yang benar dari dalam hati kita. (gih)
Kasih menggerakkan kepada ketaatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar