Bacaan : 1
Korintus 15 : 1-8
Pujian : KJ 33
Pujian : KJ 33
Salah seorang saudara sepupu
jauh saya menulis dalam status akun Facebooknya, “Lebih baik mantan orang
jahat, daripada mantan orang baik. Walaupun kadang dianggap palsu/sok. Tetap
lakukan dengan Iman. Tuhan Yesus melihat dan mendengar pergumulanmu”. Saya tertegun
dan merenungkan dengan dalam pernyataannya tersebut. Apalagi saya mengingat,
dulu keluarganya pernah mengeluhkan sikapnya yang nakal. Suka begadang sambil
minum minuman ber alcohol. Apakah ini berarti dia sudah bertobat?
Alkitab mencatat sebuah kesaksian
seorang yang bernama Saulus. Kisah hidupnya kelam dan penuh kekerasan karena
dia menjadi orang yang suka menganaiyaya sesama. Ketika Tuhan menyentuhnya
secara khusus, membuat hatinya tergerak untuk menjadi seseorang yang memiliki
kehidupan baru. Dia merubah namanya dari Saulus menjadi Paulus. Dari seorang
penganaiyaya Kristus, menjadi seorang pengikutNya yang sejati. Yang luar biasa
adalah dia tak pernah malu untuk mengakui masa lalunya yang kelam. Bahkan dia
menceritakannya kepada siapa saja agar setiap pendengar ceritanya bertobat.
Pertobatan itu penting, namun
harus disertai perubahan yang positif. Pertobatan tanpa perubahan adalah sebuah
kemunafikan dan kepalsuan. Paulus mengingatkan kepada kita bahwa ketika kita
mangambil keputusan untuk bertobat, maka saat itu pula kita mengambil keputusan
untuk berubah menjadi lebih baik.
Memang benar, tak perlu malu
pada masa lalu kita yang kelam apalagi jahat. Yang terpenting adalah masa kini
dan masa akan datang. Jangan pernah malu mengakuinya. Ketika kita berani
menceritakannya, bukan mustahil bila orang yang mendengarkannya akan menerima
sebuah inspirasi. Dan memalui kita, dia juga akan berubah menjadi lebih baik,
sama seperti kita. [Oka]
“Menjadi mantan orang jahat ternyata masih lebih baik daripada
menjadi mantan orang baik“
Tidak ada komentar:
Posting Komentar