Kamis, 03 Mei 2012

Bertobat itu berubah


Bacaan  : 1 Korintus 15 : 1-8
Pujian : KJ 33
Salah seorang saudara sepupu jauh saya menulis dalam status akun Facebooknya, “Lebih baik mantan orang jahat, daripada mantan orang baik. Walaupun kadang dianggap palsu/sok. Tetap lakukan dengan Iman. Tuhan Yesus melihat dan mendengar pergumulanmu”. Saya tertegun dan merenungkan dengan dalam pernyataannya tersebut. Apalagi saya mengingat, dulu keluarganya pernah mengeluhkan sikapnya yang nakal. Suka begadang sambil minum minuman ber alcohol. Apakah ini berarti dia sudah bertobat?
Alkitab mencatat sebuah kesaksian seorang yang bernama Saulus. Kisah hidupnya kelam dan penuh kekerasan karena dia menjadi orang yang suka menganaiyaya sesama. Ketika Tuhan menyentuhnya secara khusus, membuat hatinya tergerak untuk menjadi seseorang yang memiliki kehidupan baru. Dia merubah namanya dari Saulus menjadi Paulus. Dari seorang penganaiyaya Kristus, menjadi seorang pengikutNya yang sejati. Yang luar biasa adalah dia tak pernah malu untuk mengakui masa lalunya yang kelam. Bahkan dia menceritakannya kepada siapa saja agar setiap pendengar ceritanya bertobat.
Pertobatan itu penting, namun harus disertai perubahan yang positif. Pertobatan tanpa perubahan adalah sebuah kemunafikan dan kepalsuan. Paulus mengingatkan kepada kita bahwa ketika kita mangambil keputusan untuk bertobat, maka saat itu pula kita mengambil keputusan untuk berubah menjadi lebih baik.
Memang benar, tak perlu malu pada masa lalu kita yang kelam apalagi jahat. Yang terpenting adalah masa kini dan masa akan datang. Jangan pernah malu mengakuinya. Ketika kita berani menceritakannya, bukan mustahil bila orang yang mendengarkannya akan menerima sebuah inspirasi. Dan memalui kita, dia juga akan berubah menjadi lebih baik, sama seperti kita. [Oka]
“Menjadi mantan orang jahat ternyata masih lebih baik daripada menjadi mantan orang baik“

Tidak ada komentar:

Posting Komentar