Minggu, 27 Mei 2012

Menjadi Saksi


Bacaan  :  Yohanes 15: 26-27
Pujian : KJ 432

Jika ada dua buah sepeda motor bertabrakan dan kita melihat kejadiannya, maka Polisi yang datang akan menanyakan siapa yang melihat kejadian tersebut dan mau menjadi saksi untuk membereskan perkara itu. Itu dilakukan untuk menentukan siapa yang bersalah dan siapa yang benar di pengadilan. Apakah kita mau menjadi saksinya? Mungkin tidak.
Kita enggan menjadi saksi karena merepotkan, membuang banyak waktu dan tenaga. Kita akan menghadapi Polisi, Jaksa, Hakim, Pembela dan mondar-mandir menghadiri persidangan. Kita harus menjawab pertanyaan mereka.
Kalau kita tidak mau jadi saksi soal tabrakan tersebut karena repot, buang-buang waktu, uang dan bisa merugikan kita, tetapi menjadi saksi Kristus pasti jauh lebih pelik dari pada menjadi saksi di ruang pengadilan. Bersaksi bagi Kristus bukan hanya berbicara dan berkata, melainkan memperlihatkan gaya hidup. Tujuannya juga berbeda. Bersaksi di pengadilan bertujuan meluruskan kebenaran. Bersaksi bagi Kristus jauh lebih luas dan dalam dari itu. Yohanes bersaksi dengan menulis sebuah buku dengan tujuan: …supaya kamu percaya bahwa Yesus Mesias Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya (Yoh. 20:31). Jadi tujuan menjadi saksi Kristus adalah: (1) Supaya orang menjadi percaya; (2) Supaya memperoleh mutu dan gaya hidup Kristus.
Pertanyaannya adalah: Bagaimana mutu hidup Kristus itu? Beragam sekali, a.l. sederhana, penuh kedamaian, teduh, adil, penuh kasih, suka memaafkan, jujur, respek pada orang lain, dll. Apakah semua itu bisa dilakukan? Apakah kita bisa bergaya hidup seperti itu? Kalau kita mau, kita pasti bisa dengan pertolongan Tuhan.
Pokoknya menjadi saksi Kristus itu tidak mudah, banyak resikonya. Tetapi jangan melarikan diri untuk menjadi saksi Kristus, karena kita akan memeproleh hidup kekal. [DW]
“Bersaksi bagi Kristus berarti bergaya hidup sederhana”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar